Hasil Kolaborasi Kementan Luncurkan Tes Cepat Penyakit Kucing dan Anjing di Rumah
Jakarta — Kesehatan hewan kesayangan kian menjadi perhatian masyarakat. Menjawab kebutuhan itu, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma terus mendorong inovasi diagnostik dan vaksinasi yang mudah dijangkau, akurat, dan adaptif terhadap tantangan kesehatan hewan masa kini.
Berbagai produk unggulan Pusvetma ditampilkan dalam ajang Indonesia International Cat Conference and Exhibition (IICCE) 2025 di Jakarta. Dalam pameran tersebut, Pusvetma menggandeng mitra strategis dari sektor swasta, yakni PT Purnama Laboratory (Purnamalab), untuk memperkenalkan rapid test kit sebagai alat diagnostik cepat untuk penyakit pada hewan kesayangan, seperti anjing dan kucing.
“Kami ingin memastikan masyarakat mendapatkan akses terhadap vaksin dan bahan diagnostik yang aman, efektif, dan berkualitas,” ujar Kepala BBVF Pusvetma, Edy Budi Susila. Ia menyebut, keikutsertaan Pusvetma dalam IICCE 2025 menjadi langkah penting dalam memperluas jangkauan layanan, sekaligus memperkuat kolaborasi dengan para pemangku kepentingan di bidang kesehatan hewan.
Menurut Direktur Sales & Marketing Purnamalab, Nunung Husmidar, alat tes cepat ini dirancang agar mudah digunakan oleh praktisi di klinik maupun lapangan, tanpa mengurangi tingkat akurasi diagnosis.
“Kami percaya bahwa kolaborasi antara industri dan institusi pemerintah seperti Pusvetma akan mempercepat penyebaran inovasi di lapangan,” ujarnya.
Melalui pendekatan inovatif ini, Kementan berharap kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan hewan kesayangan terus meningkat. Tak hanya berdampak pada kesejahteraan hewan, namun juga berperan dalam mencegah penularan penyakit zoonosis yang bisa berdampak pada manusia.
Pengunjung yang hadir di booth Pusvetma juga dapat memperoleh informasi edukatif tentang berbagai penyakit hewan kesayangan serta upaya pencegahannya. Upaya ini sejalan dengan misi pemerintah untuk memperkuat layanan kesehatan hewan yang responsif dan berbasis teknologi, dengan tetap menggandeng pelaku usaha sebagai mitra pembangunan.
