Resistensi antimikroba menjadi perhatian yang serius bagi Indonesia Khususnya Kementerian Pertanian karena ancamanya yang tidak mengenal batas-batas geografis dan berdampak pada kesehatan masyarakat, kesehatan hewan, peternakan dan pertanian. Resistensi antimikroba ditandai dengan munculnya bakteri yang kebal terhadap pengobatan antibiotik sehingga infeksi menjadi sulit disembuhkan.
“ penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan tidak rasional, baik dari sektor peternakan, perikanan, perikanan, dan kesehatan masyarakat veteriner menjadi pemicu munculnya resitensi antikikroba. Antibiotik memang dibutuhkan untuk mengobati penyakit hewan, namun pengguanaanya yang tidak bijak dan berlebihan dapat menimbulkan resitensi antimikroba” sambutan Drh. I Ketut Diarmita, MP Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian dalam pembuakaan seminar bertajuk Kampanye pekan Kesadaran Antibiotik Sedunia di Gedung Aula Bimtek Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan Bogor, 19 November 2016.
Seminar yang diselenggarakan oleh Direktorat Kesehatan Masyarakat, Kementerian Pertanian Bekerja sama dengan Institut Pernaian Bogor (IPB) ini mengusung tema “Membangun Kepedulian Profesional Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam Pengendalian Resistensi Antimikroba Melalui Penggunaan Antibiotik yang Bijak dan Bertanggungjawab” yang merupakan puncak acara dari serangkaian acara yang berlangsung dari tanggal 14-19 November 2016.
Hits: 496
Se7, pake antibiotik harus bijak, khawatir resisten.
Semoga sosialisasi dalam edukasi penggunaan antibiotik secara bijak dapat diterapkan di masyarakat.
Baik. Terima kasih..