Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh FAO ECTAD Indonesia melalui Global Health Security Program (GHSP) dalam memperkuat subsektor peternakan dan kesehatan hewan di Indonesia. Dukungan ini menjadi bagian penting dalam menunjang suksesnya program “Makan Bergizi Gratis” (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto untuk menciptakan generasi bangsa yang sehat dan berdaya saing global.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, menegaskan pentingnya langkah-langkah strategis untuk mendukung MBG, terutama dalam meningkatkan produksi susu dan daging sapi lokal yang saat ini masih defisit. “Pemerintah berkomitmen mengatasi kekurangan pasokan ini dengan mengimpor satu juta sapi perah dan satu juta sapi pedaging, sekaligus mendorong peningkatan produksi dalam negeri,” ujar Agung dalam Rapat Koordinasi di Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Untuk mendukung target MBG, Agung menyatakan perlunya penyesuaian program-program yang implementatif di lapangan. Program GHSP dinilai perlu menyesuaikan fokusnya pada peningkatan kesehatan hewan dan jaminan keamanan (food safety) produk peternakan.
Sebagai bagian dari rencana strategis, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) 2025 akan membangun dan merenovasi 21 laboratorium kesehatan masyarakat veteriner (Kesmavet) di 19 provinsi pada tahun 2025. Laboratorium ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas pengujian keamanan produk peternakan di tingkat daerah serta memperkuat pengendalian penyakit secara lokal.
FAO ECTAD juga diharapkan berperan dalam penguatan kelembagaan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) di 21 lokasi Proyek Strategis Nasional (PSN) yang sedang diusulkan. Puskeswan ini akan dilengkapi dengan pelatihan bagi petugas dan penguatan kapasitas pengawasan serta pengujian. “Puskeswan diharapkan menjadi garda terdepan dalam pengendalian penyakit hewan dan menjaga keamanan produk peternakan untuk mendukung MBG,” kata Agung.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa jejaring laboratorium Kesmavet akan mendukung pengembangan swasembada pengendalian penyakit di tingkat komunitas, seperti peternakan rakyat dan kelompok peternak.
Luuk Schooman, Team Leader FAO ECTAD Indonesia, menegaskan bahwa salah satu fokus utama GHSP adalah mendukung keberhasilan program MBG. Schooman optimis program MBG dapat memenuhi kebutuhan pangan bergizi masyarakat Indonesia.
Diharapkan, penguatan subsektor peternakan melalui kerja sama ini dapat mendukung ketahanan pangan nasional dan memastikan ketersediaan daging, susu, serta telur yang berkualitas, sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor.
Hits: 0