Select Page

Denpasar – Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit flu burung (Avian Influenza), Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar melakukan pengawasan ketat di pasar unggas hidup dan lokasi peternakan di Bali. Langkah ini bertujuan mendeteksi kemungkinan perubahan sifat virus flu burung yang bisa menjadi lebih berbahaya atau menular ke jenis hewan lain.

Pengawasan ini berfokus pada dua jenis virus flu burung, yaitu jenis yang sangat berbahaya (HPAI) dan jenis yang kurang berbahaya (LPAI). Proses pengawasan dilakukan dengan memantau pasar unggas hidup sebagai lokasi yang dianggap paling berisiko.

Kepala BBVet Denpasar, I Ketut Wirata, menyatakan bahwa pasar tradisional yang menjual unggas hidup dan daging unggas memiliki risiko tinggi penyebaran virus flu burung. Karena itu, tim BBVet Denpasar mengambil sampel dari lingkungan pasar dan peternakan unggas yang menunjukkan gejala flu burung.

“Kegiatan ini sangat penting untuk menjaga kesehatan hewan dan masyarakat. Dengan pengawasan yang ketat, kami dapat segera mendeteksi dan mencegah penyebaran virus flu burung di Bali. Kami juga mengajak semua pihak, termasuk pedagang unggas, untuk berpartisipasi dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan pasar”, ungkap Wirata

Pengambilan sampel dilakukan di 35 pasar tradisional di Bali dan satu peternakan di Kabupaten Klungkung. Sampel ini diuji untuk mendeteksi keberadaan virus dan melihat apakah virus mengalami perubahan. Pengawasan ini dilakukan dengan dukungan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) untuk membantu mendeteksi penyebaran virus flu burung sejak dini dan memantau situasi virus di Bali.

“Kami berharap pengawasan ini dapat memberikan peringatan dini jika ada perubahan virus yang berpotensi berbahaya. Langkah ini penting untuk mencegah penyebaran lebih luas dan melindungi peternakan unggas di Bali,” tambahnya.

Kegiatan pengawasan ini adalah bagian dari upaya nasional untuk mencegah penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia dan menjaga keamanan pangan asal ternak di Indonesia.

Hits: 0

Share and Enjoy !

Shares
Facebook Twitter Pinterest WhatsApp Print
1
Hallo .. Ada yang bisa kami bantu ?
Powered by
FacebookTwitterInstagramTikTokYoutubeEmail
Skip to content