Lahat – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat langkah pengendalian rabies di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, dengan mengedepankan vaksinasi, edukasi, serta kolaborasi lintas sektor. Upaya ini sejalan dengan target nasional Indonesia Bebas Rabies 2030.
Kepala Balai Veteriner (BV) Lampung, Suryantana, menegaskan bahwa strategi penanggulangan rabies tidak hanya berhenti pada vaksinasi, tetapi juga harus melibatkan masyarakat luas.
“Selain vaksinasi, pengendalian rabies harus didukung oleh pemetaan populasi HPR khususnya anjing dan kucing, serta kolaborasi lintas sektor termasuk pendidikan dan pemerintah desa,” ujarnya saat audiensi bersama Pemerintah Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, Rabu (20/8/2025).
BV Lampung, lanjut Suryantana, siap mendukung monitoring, surveilans, hingga pengukuran tingkat antibodi pascavaksin (uji titer antibodi). Hal ini menjadi bagian penting untuk memastikan efektivitas vaksinasi sekaligus menjaga kesehatan hewan dan masyarakat.
Wakil Bupati Lahat, Widya Ningsih, menambahkan bahwa sosialisasi kepada masyarakat perlu semakin digencarkan agar kepala desa dapat berperan aktif, termasuk dalam pengalokasian dana desa.
“Kami meminta seluruh pihak memperkuat edukasi, vaksinasi, dan koordinasi agar rabies dapat ditekan hingga nol kasus,” ujarnya.
Langkah bersama yang disepakati meliputi penelusuran kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR), vaksinasi di wilayah terdampak untuk membentuk immunity belt, penguatan promosi kesehatan dari Dinas Kesehatan, pembentukan relawan lapangan, serta kontrol populasi anjing secara bertahap.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kabupaten Lahat mengungkapkan bahwa populasi HPR di wilayahnya mencapai sekitar 30 ribu ekor, termasuk anjing liar tidak berpemilik. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri, terutama dengan masih adanya praktik memberi makan hewan liar (street feeding) yang tidak diiringi pengendalian populasi.
Meski begitu, dengan dukungan teknis dan laboratorium dari BV Lampung serta sinergi lintas sektor, pemerintah daerah bersama masyarakat optimistis pengendalian rabies bisa dipercepat.
“Dengan kerja sama semua pihak, kami yakin langkah menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 dapat tercapai lebih cepat,” tutup Suryantana.