Target 4 Tahun Tercapai dalam 1 Tahun, Pertanian Indonesia Cetak Sejarah Baru

Jakarta – Indonesia mencatat sejarah baru di sektor pangan. Untuk pertama kalinya sejak kemerdekaan, berhasil meraih surplus pangan tertinggi. Target Presiden Prabowo Subianto yang seharusnya dicapai dalam empat tahun, berhasil dituntaskan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam satu tahun.
“Alhamdulillah, target Bapak Presiden 4 tahun, kita capai dalam 1 tahun. Itu bukan kerja saya, itu kerja kita semua,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam acara Tasyakuran di Jakarta, Selasa (19/8/2025).
 
Amran menegaskan, pangan adalah sektor paling vital bagi keberlangsungan sebuah negara. “Kalau pangan bermasalah, negara bermasalah. Tidak ada negara di dunia yang bisa bertahan jika pangannya bermasalah. Karena itu Presiden selalu mengawal langsung isu pangan,” ujarnya.
 
Menurut Amran, capaian ini lahir dari kerja keras jajaran Kementan bersama petani, penyuluh, pemerintah daerah, dan berbagai pihak lain. “Kami bekerja 24 jam, siang dan malam, demi republik ini. Insya Allah, dalam empat bulan ke depan, jika tidak ada goncangan, kita bisa mencapai swasembada,” katanya.
 
Prestasi itu juga mendapat pengakuan internasional, termasuk dari Amerika Serikat dan FAO. “Inilah lompatan tertinggi yang pernah dicapai pertanian Indonesia,” tambah Amran.
 
Tak hanya soal produksi, reformasi birokrasi di Kementan juga ikut berjalan. Dari predikat sebelumnya yaitu Wajar Dengan Pengecualian (WDP), kini laporan keuangan Kementan berhasil meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). “Reformasi birokrasi dan komitmen antikorupsi terus kita jalankan. Bahkan KPK memberikan testimoni atas capaian itu,” jelas Amran.
 
Citra pertanian Indonesia pun ikut terangkat. Sejumlah negara yang sebelumnya jarang berinteraksi, kini datang khusus untuk membangun kerja sama. “Chile, Jepang, hingga Kanada datang ke Indonesia. Bahkan Menteri Pertanian Kanada langsung menemui kita begitu dilantik. Ini menandakan pertanian Indonesia semakin dihargai dunia,” kata Amran.
 
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementan Ali Jamil menegaskan bahwa program strategis untuk memperkuat produksi pangan nasional terus berjalan. Mulai dari optimalisasi lahan rawa, percetakan sawah baru, hingga penerapan sistem irigasi modern.
 
“Program utama kita adalah optimasi lahan. Tahun lalu hampir 1,4 juta hektare berhasil dioptimalkan, tahun ini ditargetkan 500 ribu hektar lagi,” ungkap Ali.
Diversifikasi pangan juga digalakkan, dengan penanaman padi gogo, jagung, dan komoditas strategis lain di lahan kering. Semua dilakukan lewat kolaborasi lintas sektor, termasuk bersama TNI dan pemangku kepentingan di daerah.
 
“Prestasi pertanian ini milik bangsa, bukan hanya kementerian. Sesuai arahan Presiden, kita bekerja bukan untuk kementerian, tapi untuk Indonesia. Semangat kebersamaan inilah yang harus kita jaga,” pungkas Ali.