Kementan Lirik Sidrap, Daerah Ini Punya Potensi Jadi Sentar Produksi Telur Nasional
Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) menerima kunjungan Bupati Sidenreng Rappang (Sidrap), Provinsi Sulawesi Selatan, Syaharuddin Alrif, pada Jumat (7/11/2025). Pertemuan tersebut membahas potensi penguatan subsektor perunggasan di Sidrap sebagai bagian dari upaya mendukung keberlanjutan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah.
Bupati Sidrap menilai bahwa subsektor perunggasan memiliki peran strategis dalam menyediakan sumber protein hewani berkualitas bagi masyarakat, terutama dalam pelaksanaan program MBG di tingkat daerah.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menyatakan komitmennya untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha. Dukungan yang diberikan mencakup pendampingan teknis serta pemanfaatan bibit unggul lokal.
“Kementan akan mendorong kemitraan antara peternak, pemerintah daerah, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar rantai pasok mulai dari bibit pakan, hingga hasil produksi dapat terintegrasi. Program ini juga diharapkan membuka lapangan kerja baru di daerah,” jelas Agung.
Agung menilai Sidrap memiliki potensi besar sebagai sentra perunggasan dan dapat menjadi contoh bagi daerah lain, terutama di Indonesia Timur dalam menjaga stabilitas harga telur, daging ayam, dan ayam hidup di tingkat peternak.
Syaharuddin melaporkan bahwa kondisi subsektor peternakan di wilayahnya relatif stabil selama delapan bulan terakhir. Saat ini, populasi ayam petelur di Sidrap tercatat mencapai sekitar 4,8 juta ekor, dengan produksi harian sekitar 4,5 juta butir telur.
“Produksi telur dari Sidrap tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga dikirim ke sejumlah wilayah lain seperti Papua, Maluku, Kalimantan, dan Sulawesi,” ungkap Syaharuddin.
Dengan potensi besar dan sinergi kuat antara pemerintah pusat dan daerah, Sidrap diharapkan menjadi sentra unggas yang memperkuat ketahanan pangan, yang tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga menopang pasokan antarwilayah serta mendukung Program Makan Bergizi Gratis. Upaya kolaboratif ini menjadi langkah konkret Kementan dalam mendorong pemerataan ekonomi, peningkatan kesejahteraan peternak, serta penyediaan sumber protein hewani yang berkualitas bagi seluruh masyarakat Indonesia.