Kementan Pacu Bali Bebas Rabies: Vaksinasi dan Edukasi Diperkuat
Denpasar, - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mempercepat upaya penanggulangan rabies di Provinsi Bali melalui peningkatan vaksinasi anjing, pelaporan data yang terintegrasi, serta penguatan peran aktif masyarakat.
Direktur Kesehatan Hewan, Kementan, Hendra Wibawa, mengungkapkan bahwa cakupan vaksinasi di Bali baru mencapai sekitar 64 persen. Untuk menekan penularan rabies, cakupan ini perlu ditingkatkan dan didukung oleh sistem pelaporan yang baik hingga tingkat desa.
“Kami mendorong percepatan vaksinasi dan pentingnya satu sistem data terintegrasi yang dapat dilaporkan secara berkala dari tingkat desa. Tanpa data yang akurat, kebijakan tidak akan tepat sasaran,” ujar Hendra usai meninjau fasilitas rabies di Puskesmas I Denpasar Selatan, Sabtu (2/8).
Selain itu, Kementan menilai upaya pengendalian juga mencakup penerapan aturan pengandangan dan pengikatan anjing, serta pembentukan satuan tugas hingga tingkat desa.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali, I Wayan Sunarta, menekankan pentingnya kemandirian daerah dalam menanggulangi rabies.
“Kita punya Perda, tinggal perkuat pelaksanaannya. Peran desa adat dan BUMDes sangat penting, begitu juga partisipasi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Veteriner (BBV) Denpasar, Imron Suandy, mengatakan bahwa edukasi publik menjadi kunci utama membangun kesadaran masyarakat.
“Media sosial dan aturan adat bisa dimaksimalkan untuk mendorong pemeliharaan hewan yang bertanggung jawab, Jika tidak dikendalikan, populasi anjing liar dapat menjadi sumber utama penyebaran rabies,” katanya.
Kementan berkomitmen mendukung penuh langkah-langkah percepatan Bali bebas rabies, melalui pendekatan kolaboratif dan terukur hingga ke tingkat banjar.