Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang, silahkan tanyakan sesuatu
Logo

Harga Pakan Ternak Terkendali, Didukung Instrumen Stabilisasi Jagung

15/12/2025 10:34:00 Hasrul 10

Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa perkembangan harga pakan ternak, khususnya pakan unggas, masih berada pada level yang terkendali. Peningkatan harga ini masih memastikan bahwa usaha budidaya tetap layak dan margin peternak masih bisa dijaga. Penegasan ini disampaikan merespons pemberitaan yang menyebut adanya lonjakan tajam harga pakan di tingkat peternak dan kekhawatiran dampaknya terhadap harga ayam dan telur di pasar. 

Sebelumnya, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa penyesuaian harga pakan yang terjadi beberapa bulan terakhir terutama dipicu kenaikan harga jagung pipilan kering sebagai bahan baku utama pakan. 

Direktur Pakan Kementan, Tri Melasari, menekankan bahwa pemerintah memantau pergerakan harga pakan dan jagung setiap hari serta terus berkoordinasi dengan industri pakan. 

“Berdasarkan laporan harian pabrik pakan, rata-rata kenaikan harga pakan sejak awal September hingga 11 Desember 2025 berada di kisaran ratusan rupiah per kilogram. Kenaikan harga ini dinilai masih moderat dengan adanya kenaikan bahan pakan di pasar spot, yang sempat menekan cashflow peternak petelur dan broiler pada Oktober–November 2025. ” ujarnya di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Jumat (12/12/2025).

Tri Melasari menjelaskan bahwa Pemerintah sudah menyiapkan berbagai instrumen stabilisasi, salah satunya penyaluran jagung dalam program stabilisasi pasokan. "Dengan langkah ini, kami pastikan biaya bahan baku pakan tidak melonjak tajam dan tidak membebani peternak,” tambahnya.

Kebijakan tersebut sejalan dengan langkah pemerintah pangan yang menyalurkan lebih dari 52.400 ton jagung pakan melalui skema Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan harga acuan sekitar Rp 5.000–5.500 per kilogram di tingkat peternak, guna menahan gejolak harga dan mengurangi tekanan biaya pakan. 

Ia juga mengapresiasi langkah sebagian pabrik yang mulai menurunkan harga pakan. 

“Beberapa produsen sudah menyesuaikan harga turun, bahkan hingga sekitar Rp 1.400 per kilogram untuk jenis pakan tertentu. Ini menunjukkan komitmen bersama antara pemerintah dan pelaku usaha untuk melindungi peternak dan menjaga pasokan protein hewani bagi masyarakat,” kata Tri Melasari. 

Tri Melasari mengimbau peternak tetap aktif menyampaikan laporan jika menemukan harga di lapangan yang jauh di atas kisaran rata-rata industri. 

“Silakan sampaikan melalui dinas dan kanal resmi Kementan. Kami siap menindaklanjuti agar tata niaga pakan tetap sehat dan usaha peternak rakyat terus berkelanjutan,” tegasnya. 

Sementara itu, Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Desianto Budi Utomo menyampaikan bahwa saat ini anggota GPMT mengikuti apa yang menjadi arahan pemerintah dalam hal kenaikan harga jagung yang berdampak pada kenaikan harga pakan.

“Kami berharap mudah-mudahan upaya pemerintah bisa membuahkan hasil agar harga bahan pakan (jagung) menjadi lebih stabil sehingga tidak terjadi lonjakan harga pakan. Hal ini dikarenakan bahan pakan merupakan kontributor 85% dalam struktur biaya pakan,” urainya.

Sejalan dengan itu, peternak mendorong terus diperkuatnya transparansi data harga jagung dan pakan, perluasan distribusi jagung program SPHP, serta pengawasan terhadap perdagangan yang tidak wajar agar stabilitas harga pakan, ayam, dan telur tetap terjaga serta inflasi pangan terkendali.

Facebook Instagram Youtube X TikTok