Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang, silahkan tanyakan sesuatu
Logo

Desakan Transformasi Peternakan dan Keswan Makin Kuat, Kementan Tegaskan Arah Kebijakan

28/09/2025 08:41:00 Hasrul 167

Surabaya – Tren global peternakan dan kesehatan hewan saat ini bergerak cepat dan menuntut respons adaptif dari seluruh pemangku kepentingan. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui menegaskan pentingnya transformasi tersebut di tengah dinamika global yang semakin kompleks.

Hal ini ditegaskan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, keynote speaker dalam Seminar SAGAVET bertajuk “Update Perkembangan Dunia Peternakan dan Kesehatan Hewan di Tengah Kebijakan Global dan Nasional” yang digelar oleh Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga bersama Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jawa Timur I pada Sabtu (27/9).

Menurut Agung, sektor ini tengah dipacu oleh permintaan protein hewani yang meningkat, isu perubahan iklim, serta kemajuan teknologi. 

“Digital farming, precision livestock berbasis sensor, AI, dan big data, hingga bioteknologi seperti genomic test, vaksin generasi baru, serta teknologi reproduksi, menjadi katalis transformasi peternakan,” ujarnya.

Namun, di balik peluang, ancaman serius masih membayangi. Penyakit hewan lintas batas seperti PMK, LSD, Avian Influenza, hingga ASF, menuntut koordinasi lintas negara dalam kerangka One Health. 

Agung menekankan, “Subsektor peternakan nasional tidak hanya dihadapkan pada risiko penyakit menular, tetapi juga pada fluktuasi harga pakan, ketergantungan impor jagung dan kedelai, hingga kesenjangan teknologi antara industri besar dan peternak rakyat.”

Kondisi ini membuat biaya produksi semakin rentan, rantai pasok tergantung pasar global, dan akses inovasi bagi peternak kecil masih terbatas sehingga memerlukan intervensi kebijakan yang lebih terarah.

Sebelumnya pembukaan seminar disampaikan oleh Desianto Budi Utomo selaku Ketua Panitia. Ia menegaskan komitmen Sagavet dalam mengintegrasikan keilmuan dokter hewan dengan kebutuhan masyarakat. 

“Kita optimalkan digitalisasi profesi dokter hewan. Melalui digitalisasi, kita bukan hanya memasarkan produk, tetapi juga berbakti kepada masyarakat lewat profesi ini,” ucapnya.

Rangkaian diskusi menyoroti isu-isu teknis yang mencerminkan luasnya spektrum subsektor peternakan. Seminar ini menegaskan bahwa arah kebijakan Kementan menjadi kunci dalam menerjemahkan rekomendasi akademis dan inovasi teknologi ke dalam praktik nasional yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Facebook Instagram Youtube X TikTok