Jakarta, 6 Desember 2024 — Kementerian Pertanian (Kementan) terus menguatkan upayanya dalam penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS), khususnya PMK, dengan menandatangani Nota Kesepahaman antara Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma (BBVF Pusvetma) dan PT Vaksindo Satwa Nusantara yang berlangsung di Jakarta pada Jumat (6/12).
Nota Kesepahaman ditandatangani oleh Edi Budi Susila, Kepala BBVF Pusvetma, dan Teguh Y. Prajitno, Direktur Utama PT Vaksindo Satwa Nusantara, disaksikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, dan Direktur Kesehatan Hewan, Imron Suandy.
Agung Suganda menegaskan pentingnya ketersediaan vaksin PMK sebagai upaya pengebalan hewan untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut, terutama di wilayah-wilayah yang menjadi zona endemik.
“Kolaborasi ini menjadi langkah yang sangat strategis dan mendesak dalam menciptakan solusi ketersediaan akses vaksin PMK yang efektif dan tepat waktu,” ujar Agung.
Selain itu, Agung juga memberikan pesan kepada BBVF Pusvetma agar dapat meningkatkan kemampuan dan kapabilitasnya dalam memproduksi vaksin PMK, dengan menggandeng kerjasama dengan industri obat hewan di dalam negeri, salah satunya menjadikan PT Vaksindo Satwa Nusantara sebagai mitra.
“Kami berharap BBVF Pusvetma dapat mengakselerasi produksi vaksin yang berkualitas yang setara dengan standar internasional, serta terjangkau bagi peternak” tambah Agung.
Tidak hanya itu, Agung juga menginstruksikan PT Vaksindo untuk mempercepat proses pendaftaran produk vaksin di e-katalog pemerintah, serta memberikan edukasi dan pengawasan terhadap distribusi vaksin, obat, dan vitamin hewan.
“Kerja sama ini harus disertai dengan transparansi dan kecepatan dalam mengeksekusi akses penyediaan vaksin di daerah, untuk memastikan pengendalian PMK di Indonesia berjalan efektif,” tegas Agung.
Imron Suandy menambahkan bahwa kerja sama ini akan mempercepat proses produksi vaksin PMK yang sangat dibutuhkan di dalam negeri, untuk mengatasi ancaman PMK yang masih ada di berbagai daerah.
“Dengan kerja sama ini, kami berharap dapat mempercepat akses penyediaan vaksin PMK yang berkualitas lebih efisien, guna memastikan kebutuhan vaksin di lapangan dapat segera terpenuhi,” ujar Imron.
Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan Indonesia dapat lebih siap menghadapi ancaman PMK.
“Saat ini kita memasuki musim hujan, dan data iSIKHNAS menunjukan tren peningkatan kasus PMK yang puncaknya diprediksi setiap Bulan Januari-Maret, terutama juga menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional yang akan datang, maka untuk tetap memastikan kebutuhan protein hewan tetap terjaga, dan mencegah penyebaran penyakit PMK, Pemerintah berupaya mempermudah ketersedian dan akses vaksin yang berkualitas dan tepat waktu untuk melindungi sektor peternakan di tanah air,” pungkas Imron.
Hits: 0