
Jakarta – Ketahanan pangan Indonesia menghadapi tantangan besar dalam konteks global yang semakin kompleks. Untuk itu, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam mencari solusi inovatif yang mendukung keberlanjutan ekosistem pangan tanah air.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rahmat Pambudi, dalam sambutannya pada Konferensi Nurturing Collaboration in Food Security yang digelar oleh PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk, di Jakarta, Kamis (5/12), menekankan pentingnya transformasi sistem pangan.
Menurutnya, perubahan dari sistem pangan konvensional menuju sistem berbasis ekoregion yang lebih adaptif merupakan langkah strategis dalam memastikan ketahanan pangan jangka panjang.
“Transformasi pangan adalah kunci untuk mendorong kemandirian nasional, keberlanjutan ekologi, serta peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat.,” ujar Rahmat.
Selain itu, Rahmat menekankan bahwa perubahan paradigma ini akan menciptakan fondasi bagi ketahanan pangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
“Mengubah sistem pangan menuju keberlanjutan, ketahanan, dan inklusivitas berbasis ekoregion adalah solusi utama untuk memastikan ketahanan pangan di masa depan,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Suganda, menggarisbawahi visi pemerintah Presiden Prabowo yaitu Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2024.
Kementan tengah mengambil langkah strategis dalam menciptakan lingkungan yang mendukung produksi dan distribusi pangan asal ternak.
“Kami berkomitmen untuk mendukung penyediaan pangan asal hewan melalui peningkatan populasi dan produksi ternak nasional, memperkuat sistem kesehatan hewan, memastikan jaminan mutu dan keamanan pangan, serta meningkatkan nilai tambah dan daya saing pelaku usaha peternakan,” jelas Agung.
Sebagai upaya konkret, Agung mengungkapkan beberapa program prioritas, termasuk pengembangan populasi sapi perah dan sapi pedaging, yang menurutnya penting untuk menutup defisit komoditas tersebut. Melalui kerja sama dengan sektor swasta, 134 perusahaan telah berkomitmen untuk menambah 1,1 juta ekor sapi perah, dan 70 perusahaan akan meningkatkan populasi sapi potong hingga 800 ribu ekor.
Agung menjelaskan bahwa Kementan terus mendorong sektor swasta untuk menciptakan iklim usaha yang mendukung percepatan populasi ternak dan produksi pangan. Berbagai insentif, seperti fasilitasi penyediaan lahan, kemudahan perizinan, dan menjembatani sumber permodalan, telah dikoordinasikan dengan sektor terkait.
Agung juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan pelaku usaha dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
“Dengan kolaborasi lintas sektor, kita dapat membangun solusi yang inklusif, tidak hanya untuk menjawab kebutuhan saat ini tetapi juga untuk memastikan generasi mendatang memiliki akses terhadap pangan yang cukup, sehat, dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Hits: 0