Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi peningkatan kasus Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS), khususnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD), menyusul laporan peningkatan kasus di beberapa daerah. Peningkatan ini kerap terjadi selama transisi musim dan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), termasuk Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Agung Suganda, menyoroti pentingnya pengendalian bersama antara pemerintah dan masyarakat.
“Berdasarkan data iSIKHNAS selama tiga tahun terakhir, Januari hingga Maret menunjukkan tren peningkatan PHMS. Kami mengimbau pemerintah daerah untuk memperkuat pengawasan lalu lintas hewan, pasar hewan, dan rumah potong hewan (RPH), serta melibatkan masyarakat dalam menjaga kesehatan hewan melalui vaksinasi dan biosekuriti,” ujar Agung pada rapat yang digelar di Kantor Pusat Kementan (2/12).
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 311 Tahun 2023, status wabah PMK, LSD, dan ASF kini telah berubah menjadi endemis, sehingga tanggung jawab pengendalian menjadi kolaborasi pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat. Untuk mendukung upaya ini, Kementan telah mengakselerasi registrasi vaksin, mendorong ketersediaan akses vaksin di daerah, serta melibatkan organisasi profesi seperti Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) untuk mempercepat pengendalian PHMS.
Agung juga menambahkan, mobilitas hewan ternak dan produk hewan yang meningkat menjelang HBKN membutuhkan pengawasan lebih ketat.
“Kami memperketat pengawasan lalu lintas hewan menggunakan aplikasi lalu lintas, serta mendorong pelaksanaan vaksinasi dan pengobatan pada ternak rentan. Selain itu, Balai Veteriner di seluruh Indonesia siap melakukan diagnostik, konfirmasi laporan, dan koordinasi dengan dinas terkait,” tegasnya.
Imron Suandy, Direktur Kesehatan Hewan dalam rapat tersebut mengimbau perusahaan penyedia vaksin dan obat hewan untuk mempermudah akses distribusi produk, mendaftarkan produk di e-katalog, serta turut melakukan edukasi kepada peternak. Imron juga menekankan pentingnya kebijakan kesehatan hewan dalam mendukung program nasional, terutama mengenai pengendalian PHMS yang berpengaruh terhadap produksi pangan.
“Sudah menjadi tugas kita untuk turut mewujudkan visi Indonesia Maju menuju Indonesia Emas 2045 melalui pengerahan sumber daya kesehatan hewan”, tutup Imron.
Kementan berharap upaya ini memastikan ketersediaan daging, telur, dan susu tetap aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Natal dan Tahun Baru.
Hits: 0