Select Page

Surabaya– Kementerian Pertanian bekerjasama dengan badan koordinasi hubungan masyarakat (Bakohumas) menyelenggarakan forum tematik bakohumas dengan tema penanganan penyakit hewan dimasyarakat. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai salah satu upaya mitigasi risiko penyakit hewan yg dapat ditularkan dari hewan ke manusia (zoonosis).

Dihadiri sekitar 100 peserta pengelola kehumasan dari seluruh kementerian/Lembaga dengan mengangkat tema “Penganganan Penyakit Hewan di Indonesia”. Kegiatan ini dilakukan sebagai mitigasi risiko penyakit hewan yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia (zoonosis). Kegiatan berlangsung selama dua hari (8-9 maret 2023) yang dibagi dalam 2 kegiatan yaitu talkshow dan kunjungan lapangan.

Diawali dengan pembukaan dan arahan oleh Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) selaku Ketua Badan Koordinasi Humas (Bakohumas), Usman Kansong. dilanjutkan dengan arahan dari Kepala Biro Humas dan informasi Publik Kementerian pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri.

Seluruh peserta tampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan talkshow dengan menghadirkan peternak sekaligus praktisi dokter hewan, dikemas secara interaktif. Direktur kesehatan hewan pun turut melengkapi suasana talkshow serta menyampaikan pentingnya melakukan penanganan yang tepat pada penyakit hewan terutama yang zoonosis atau dapat menular dari hewan ke manusia.

Usman Kansong mengapresiasi upaya secara teknis dari Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menangani penyakit hewan di Indonesia. Salah satunya pada kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkit hewan ternak di sejumlah daerah beberapa waktu lalu.

Menurut Usman, Kementan secara cekatan terus membanjiri informasi publik dan komunikatif dalam mengantispasi informasi penangan penyakit tersebut.

“Ada dua hal yang membuat Kementan berhasil menangani penyakit PMK secara cepat. Pertama kompetensi penanganan di lapangan yang mumpuni dan kedua adalah manajemen komunikasi publik yang sangat baik sehingga mampu meredam kecemasan atau kekhawatiran masyarakat.”katanya.

Usman berharap, peranan humas selalu menghadirkan pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam menangani krisis. Humas adalah corong informasi yang bisa menggerakan perubahan. Karena itu kira harus menyampaikan komunikasi terhadap publik sehingga mampu membangun pemahaman kesadaran dan partisipasi masyarakat,” katanya.

Dikesempatan yang sama, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa peranan forum bakohumas memiliki posisi yang strategis terhadap kolaborasi dan partisipasi internal humas kementan dan juga partisipasi masyarakat secara luas.

Secara khusus, Kuntoro menyebut wilayah Jawa Timur adalah pemasok utama bagi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. termasuk kebutuhan hortikultura dan produk hewani peternakan. Karena itu, krisis PMK yang juga terjadi Jawa Timur menjadi perhatian serius untuk bisa ditangani secara baik dan cepat.

Berlanjut ke kegiatan bakohumas dihari kedua. Seluruh peserta diajak untuk melihat lebih dekat secara langsung ke salah satu UPT Kementan yaitu Pusvetma. Merupakan satu-satunya satker produksi vaksin milik pemerintah di Indonesia. Di Pusvetma peserta diajak berkeliling melihat fasilitas produksi vaksin milik pemerintah yang telah berdiri sejak tahun 1952.

Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH) ikut berperan pada acara tersebut dengan mengikuti pameran dan melakukan demo guna menyampaikan edukasi tips dan trik memilih produk pangan asal hewan ASUH, khususnya daging ayam.

Disampaikan kepada pengunjung bagaiman cara memilih daging ayam sehat, ayam tiren dan ayam berformalin.

Disampaikan oleh tim bahwa
Ciri-ciri ayam sehat adalah warna putih kemerahan dan cerah, aroma daging tidak menyimpang (tidak berbau amis, menyengat dan asam), permukaan daging lembab (tidak kering dan tidak basah), permukaan daging bersih tidak ada darah, serabut daging relative halus.

Ciri-ciri ayam tiren adalah berbau tidak sedap cenderung amis, daging ayam merah kebiru-biruan akibat adanya pembekuan darah, berkas sembelih sempit dan rapi, permukaan daging kasar, pori-pori bekas pencabutan bulu tampak tidak menutup rapat, kulit daging licin dan menkilap.

Sementara untuk ayam berformalin kulitnya kencang tidak lentur, pada bagian paha sampai kaki telihat kaku, jika dicium akan berbau obat, warna kulitnya lebih pucat dibandingkan ayam sehat.

Hits: 30

Share and Enjoy !

Shares
Facebook Twitter Pinterest WhatsApp Print
1
Hallo .. Ada yang bisa kami bantu ?
Powered by
FacebookTwitterInstagramTikTokYoutubeEmail
Skip to content