Kementan Dorong Hilirisasi Ayam, Perkuat Rantai Pasok dari Pakan hingga Produk Olahan di Daerah
Bone – Hilirisasi ayam terintegrasi yang sedang didorong pemerintah dan Danantara bertujuan membangun ekosistem perunggasan dari hulu sampai hilir dalam satu kawasan, sehingga rantai pasok lebih efisien, biaya produksi turun, dan nilai tambah tinggal di daerah. Program ini memadukan fasilitas pembibitan ayam, pabrik pakan, rumah potong hewan unggas (RPHU), cold storage, hingga unit pengolahan dan distribusi dalam satu klaster di provinsi/kabupaten berbasis peternak.
Hal tersebut ditegaskan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, saat meninjau langsung kesiapan lokasi di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Jumat (26/12/2025).
“Dengan hilirisasi ayam terintegrasi, kami berharap program ini dapat memberikan manfaat nyata bagi pengembangan subsektor peternakan daerah, menyokong kebutuhan produk asal unggas nasional, sekaligus membuka lapangan kerja dan menggerakkan perekonomian desa,” ujar Agung.
Peninjauan lokasi dilakukan secara menyeluruh, diantaranya mencakup calon lahan kandang, calon lahan pakan, calon lokasi sumber air, hingga calon lokasi RPHU. Tahap ini penting untuk memastikan kesiapan teknis, tata ruang, serta dukungan lintas sektor.
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, turut hadir meninjau di lapangan dan menyampaikan komitmen penuh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam mendukung hilirisasi ayam terintegrasi di Kabupaten Bone.
Senada dengan itu, Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman, menyambut baik rencana pengembangan peternakan ayam terintegrasi di wilayahnya dan menilai program ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat. “Kita menyambut baik investasi ini, yang akan menjadikan Bone sebagai daerah produksi ayam petelur dan ayam pedaging di Sulsel. Selain itu juga nanti, masyarakat lokal akan menjadi prioritas tenaga kerjanya,” ungkap Andi Asman sebagaimana pernah disampaikannya sebelumnya.
Dengan dukungan kuat dari pusat dan daerah, hilirisasi ayam terintegrasi diharapkan menjadi model pengembangan peternakan modern berbasis potensi lokal. Program hilirisasi ini akan berkontribusi signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan produk unggas, sekaligus memperkuat peran subsektor peternakan sebagai penggerak ekonomi desa dan sumber lapangan kerja baru.