Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang, silahkan tanyakan sesuatu
Logo

Kementan bersama Pemprov Bali Genjot Vaksinasi Rabies di Bali, Target Bebas Rabies 2028

26/07/2025 13:58:00 Hasrul 629

Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat langkah penanganan rabies di Provinsi Bali. Langkah ini diambil menyusul meningkatnya kasus dalam sebulan terakhir, khususnya di wilayah Jembrana, Buleleng, Karangasem, dan Badung.

Untuk menekan penyebaran rabies, BBV Denpasar bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Pemprov Bali melakukan sejumlah upaya strategis. Kepala BBV Denpasar, Imron Suandy menyampaikan bahwa vaksinasi massal terus digencarkan.

“Pelaksanaan vaksinasi rabies massal kini sudah menjangkau 365.017 ekor anjing atau sekitar 64,5 persen dari total estimasi populasi HPR (Hewan Penular Rabies). Masih ada stok vaksin sebanyak 200.720 dosis yang siap digunakan dalam waktu dekat,” ujar Imron.

Ia juga menjelaskan bahwa dari total 716 desa di Bali, 100 desa belum pernah terpapar rabies, 476 desa bebas kasus dalam enam bulan terakhir, dan 140 desa masih masuk kategori tertular.

Untuk meningkatkan upaya pengendalian, Kementan mengusulkan Tim Koordinasi Daerah menggandeng berbagai pihak untuk terlibat dalam Bulan Vaksinasi Rabies secara serentak selama Juli–September 2025. Program ini mencakup vaksinasi massal, sterilisasi HPR, eliminasi tertarget, dan edukasi masyarakat, dukungan PDHI, Universitas Udayana, TISIRA, sektor swasta serta masyarakat sangat menentukan efektivitas pengendalian.

Selain itu, BBV Denpasar juga telah menyiapkan data analisis berbasis Banjar (sub-desa) untuk memetakan lokasi epicentrum rabies. Pemerintah daerah juga mendorong  penetapan Perarem, yaitu aturan adat yang mewajibkan keterlibatan masyarakat dalam merespons kasus rabies di desa adat masing-masing.

Direktur Kesehatan Hewan Kementan, Hendra Wibawa, menegaskan pentingnya kerja sama semua pihak untuk mencapai target pemberantasan rabies di Bali.

"Kami mendorong keterlibatan semua unsur, baik pemerintah, masyarakat adat, akademisi, hingga sektor usaha dalam satu gerakan bersama untuk bebas rabies. Tanpa kolaborasi, target 2028 akan sulit tercapai," tegas Hendra.

Lebih lanjut, Hendra menyampaikan bahwa Kementan akan menggandeng kembali Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) untuk dapat memberikan dukungan berupa vaksin rabies yang berasal dari Bank Vaksin WOAH. Sebelumnya, tercatat Bali pernah menerima beberapa kali bantuan vaksin rabies dari WOAH, dengan bantuan terakhir pada tahun 2024 sejumlah 200.000 dosis.

Langkah lain yang tengah dipersiapkan adalah harmonisasi metode perhitungan populasi HPR. Berdasarkan uji coba terbaru bersama Badan Kesehatan Hewan Dunia (WOAH), estimasi populasi anjing di Bali diperkirakan lebih besar dari yang diperkirakan. Data ini akan jadi dasar penting untuk merancang strategi pengendalian yang lebih akurat dan efektif. (*)

Facebook Instagram Youtube X TikTok