GPPU: Harga Ayam Tetap Stabil dan Dalam Batas Wajar hingga Akhir Tahun
Jakarta — Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) menilai
bahwa pergerakan harga ayam ras hidup (live bird/LB) pada Oktober 2025 masih berada dalam kisaran yang wajar dan stabil. Ketua GPPU, Achmad Dawami, menjelaskan bahwa harga ayam saat ini berada sedikit di atas Harga Pokok Produksi (HPP) namun tetap sesuai dengan Harga Acuan Penjualan (HAP) yang ditetapkan pemerintah.
“Kondisi harga saat ini merupakan bentuk penyesuaian alami pasar dan masih dalam koridor yang sehat. Harapan kami, stabilitas ini dapat terus terjaga hingga akhir tahun dan berlanjut ke awal 2026,” ujar Dawami di Jakarta.
Berdasarkan pemantauan nasional, harga ayam hidup menunjukkan pergerakan yang relatif stabil dengan tren positif menjelang akhir tahun. Pola ini mencerminkan keseimbangan yang baik antara permintaan pasar dan ketersediaan pasokan, serta dukungan dari sektor pembibitan dan budidaya di berbagai wilayah.
Dawami menegaskan bahwa stok ayam nasional dalam kondisi aman dan terkendali. Industri perunggasan telah menyiapkan pasokan dengan matang melalui koordinasi erat antara peternak, perusahaan pembibit, dan pemerintah, sehingga ketersediaan ayam hidup, pakan, serta anak ayam umur sehari (day-old chick/DOC) tetap terjaga.
“Keseimbangan antara suplai dan permintaan menjadi kunci utama stabilitas harga. Kolaborasi yang solid dari seluruh rantai pasok perlu terus diperkuat,” tambahnya.
Untuk menjaga keseimbangan tersebut, GPPU mendorong pengelolaan Grand Parent stock (GPS) dan penyesuaian produksi telur tetas (hatching egg/HE) agar selaras dengan kebutuhan pasar. Langkah ini dinilai penting untuk menghindari ketidakseimbangan produksi yang dapat berdampak pada harga di tingkat peternak.
Selain aspek produksi, GPPU juga menyoroti pentingnya efisiensi dalam distribusi. Menurut Dawami, rantai distribusi yang terlalu panjang dapat mengurangi efisiensi biaya dan berpengaruh pada keterjangkauan harga di tingkat konsumen.
“Setiap lini usaha perlu mendekatkan produknya ke konsumen akhir. Di pembibitan, distribusi harus sedekat mungkin ke peternak, dan di budidaya, peternak idealnya menjual langsung atau melalui jaringan distribusi yang lebih singkat agar harga tetap kompetitif,” jelasnya.
Dawami optimistis bahwa dengan dukungan industri dan kebijakan pemerintah, stok ayam nasional akan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru yang biasanya meningkatkan konsumsi daging ayam.
“Peternak dan pelaku usaha siap menjaga ketersediaan pasokan dengan produksi yang stabil agar harga tetap terkendali dan konsumen dapat menikmati produk unggas berkualitas dengan harga yang wajar,” tutupnya.