Select Page

Yogyakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) bertindak cepat menanggapi laporan peningkatan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Grobogan dan Karanganyar, Jawa Tengah. Tim dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) telah melakukan penyelidikan lapangan untuk memastikan penyebaran penyakit tersebut.

Investigasi dilakukan oleh tim gabungan dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Balai Besar Pusat Veteriner Farma (BBVF) Surabaya, serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat pada 19-20 Desember 2024. Tim ini memeriksa kesehatan hewan ternak, mengambil sampel darah, serta melakukan swab mulut dan hidung dari hewan yang diduga terinfeksi.

Sampel tersebut diuji di laboratorium BBVF Pusvetma sebagai laboratorium referensi nasional untuk PMK, dan BBVet Wates sebagai penanggung jawab regional. Selain itu, kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka mengkoordinasikan upaya pengendalian juga dilakukan, BBVF Pusvetma sebagai salah satu penyedia vaksin dalam negeri berupaya untuk dapat menyediakan kebutuhan informasi dan akses vaksin bagi para peternak.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menegaskan pentingnya kerja sama dan respons cepat dalam penanganan PMK.

“Penanganan PMK harus dilakukan dengan cepat dan terkoordinasi. Selain itu, peternak juga diminta untuk aktif melaporkan kasus yang mencurigakan kepada petugas kesehatan hewan,” ujar Agung di Kantor Kementan Jakarta (23/12).

Sementara itu, Direktur Kesehatan Hewan Kementan, Imron Suandy, mengingatkan tentang risiko peningkatan penyebaran PMK menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional seperti Natal dan Tahun Baru, Idul Fitri, serta Idul Adha. Pergerakan ternak pada periode tersebut menjadi tantangan dalam pengendalian PMK.

“Kami mengimbau dinas peternakan untuk terus melakukan sosialisasi dan memastikan vaksinasi PMK berjalan secara rutin, baik untuk peternak kecil maupun pelaku usaha besar,” kata Imron.

Kementan telah mencanangkan program vaksinasi massal PMK yang akan dilaksanakan setiap Februari dan Agustus. Program ini diharapkan melibatkan dinas peternakan, pelaku usaha, dan masyarakat untuk mendukung pengendalian wabah PMK.

“Dengan kolaborasi yang baik antara semua pihak, kami yakin wabah PMK dapat dikendalikan dan tidak menyebar lebih luas lagi,” ujar Imron.

Selain langkah-langkah teknis, Kementan juga menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi peternak melalui edukasi, pengendalian penyakit, dan dukungan teknis lainnya.

Kementan berharap, dengan kerja sama berbagai pihak, wabah PMK dapat segera teratasi sehingga kesehatan hewan dan ketahanan pangan nasional tetap terjaga.

Hits: 0

Share and Enjoy !

Shares
Facebook Twitter Pinterest WhatsApp Print
1
Hallo .. Ada yang bisa kami bantu ?
Powered by
FacebookTwitterInstagramTikTokYoutubeEmail
Skip to content