Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang, silahkan tanyakan sesuatu
Logo

Terus Lindungi Peternak, Kementan Godok Skema Asuransi dan Pembiayaan Usaha

07/08/2025 08:48:00 Hasrul 407

Jakarta — Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong upaya peningkatan populasi dan produksi sapi perah dan sapi pedaging sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan impor. Salah satu upayanya yaitu menyusun skema asuransi dan pembiayaan yang lebih adaptif terhadap kebutuhan pelaku usaha. Penyusunan skema ini melibatkan para pelaku usaha dari industri sapi perah, sapi pedaging, koperasi sapi perah, dan para peternak sapi. 

Direktur Hilirisasi Peternakan, Kementan, Makmun, menyampaikan pentingnya perlindungan risiko bagi peternak melalui program asuransi yang dirancang sesuai kondisi di lapangan. 

“Kami menilai perlu adanya sosialisasi yang masif terkait manfaat asuransi bagi pelaku usaha sapi perah dan sapi pedaging. Asuransi menjadi instrumen penting dalam mitigasi risiko, mulai dari kematian akibat penyakit, kecelakaan, hingga kehilangan ternak,” ujar Makmun di Kantor Pusat Kementan, Rabu (6/8/2025).

Sebelumnya pada tahun 2021, Kementan telah memfasilitasi adanya Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau (AUTS/K) untuk mengakomodasi peternak yang mengalami kerugian usaha. Dana ganti rugi asuransi yang diterima peternak dapat digunakan sebagai modal usaha selanjutnya.

Makmun menambahkan, saat ini pemerintah tengah menyusun skema pelaksanaan asuransi swadaya maupun bantuan premi dengan dukungan subsidi dari perusahaan. 

“Kami juga mengusulkan skema pembiayaan khusus yang lebih relevan dengan karakteristik usaha peternakan. Misalnya, dengan batas maksimal pinjaman yang bisa dipinjam (nilai plafon) yang lebih besar dan masa tenggang (grace period) yang disesuaikan dengan siklus produksi sapi perah maupun sapi pedaging,” jelasnya.

Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Pengembangan Kelembangan dan Pembiayaan, Mat Syukur, ikut urun rembug, ia melihat subsektor peternakan nasional masih menghadapi tantangan ketergantungan terhadap impor, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan daging dan susu. 

“Subsektor peternakan kita didukung oleh impor maka perlu didorong peningkatan populasi dan produksi, baik itu daging dan susu agar meningkat secara signifikan,” ujar Mat Syukur.

Menurutnya, keberadaan skema asuransi dan pembiayaan yang tepat akan menjadi faktor penting dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif di sektor peternakan. Oleh karena itu, skema ini harus didesain untuk menjawab kebutuhan riil pelaku usaha, sekaligus menjadi daya tarik bagi investasi di sektor ini. (*)

Facebook Instagram Youtube X TikTok