Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang, silahkan tanyakan sesuatu
Logo

Kementan Perkuat Laboratorium untuk Lawan Ancaman Resistensi Antibiotik

28/07/2025 14:00:00 Hasrul 250

Wates – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat pertahanan Indonesia dalam menghadapi ancaman serius resistensi antimikroba atau AMR. Lewat pelatihan khusus yang digelar di Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Kementan membekali para tenaga laboratorium dari seluruh Indonesia dengan kemampuan uji ketahanan mikroba terhadap antibiotik dan teknologi genom.

Kegiatan yang berlangsung sejak 23 hingga 25 Juli 2025 ini menjadi bagian dari kerja sama Indonesia dan Pemerintah Inggris melalui program The Fleming Fund Country Grant to Indonesia (FFCGI).

Resistensi antimikroba (AMR) merupakan kondisi ketika bakteri, virus, jamur, atau parasit tidak lagi mempan terhadap obat-obatan seperti antibiotik. Hal ini membuat infeksi semakin sulit diobati dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit, komplikasi, bahkan kematian.

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, I Ketut Wirata menegaskan bahwa masalah ini bukan sekadar isu teknis laboratorium, tapi sudah menjadi ancaman dunia.

“Isu AMR mungkin bukan hal yang baru, tetapi perlu kita ketahui bahwa AMR ini menjadi salah satu dari 10 ancaman global. Ancaman ini akan memengaruhi kehidupan makhluk hidup, salah satunya manusia. Pada pelatihan ini akan dilakukan bimbingan teknis AST supaya seluruh balai memiliki kemampuan untuk melakukan AST,” ujarnya.

AST atau Antimicrobial Susceptibility Testing merupakan metode untuk menentukan jenis antibiotik yang paling ampuh membunuh bakteri tertentu. Menurut Direktur Kesehatan Hewan, Hendra Wibawa, pengujian ini sangat penting untuk memantau dan merespons perkembangan AMR.

“Laboratorium harus bisa melaksanakan uji AST untuk mengidentifikasi antibiotik yang paling tepat dan memantau resistensi anti mikroba. Pengujian AST dan pemanfaatan WGS menjadi tulang punggung dalam mendeteksi, memantau, serta merespons perkembangan resistensi anti mikroba secara ilmiah dan terukur,” jelasnya.

Sebagai tuan rumah, Kepala BBVet Wates, Nur Saptahidhayat berharap kegiatan ini menjadi momentum untuk memperkuat jejaring antar laboratorium dan meningkatkan standar keamanan pangan hewani.

“Melalui bimtek dan workshop ini diharapkan kapasitas laboratorium semakin meningkat dan tercipta jejaring antar laboratorium untuk mewujudkan keamanan pangan hewan dan kesehatan masyarakat Indonesia,” tambahnya.

Dengan peningkatan kapasitas SDM dan laboratorium ini, Kementan optimistis Indonesia bisa lebih siap menghadapi tantangan AMR di masa depan.

Facebook Instagram Youtube X TikTok