Kementan Fasilitasi Investor Sapi Masuk Sumiland Depok
Depok – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong investasi di subsektor peternakan untuk memperkuat program Percepatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN) sekaligus mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Hal ini ditegaskan Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementan, Nuryani Zainudin, saat berkunjung ke peternakan Sumiland Ayudana di Depok, Sabtu (16/8).
Sumiland dikenal di wilayah Jabodetabek sebagai salah satu farm yang konsisten menghadirkan sapi-sapi premium, mulai dari Peranakan Ongole, Belgian Blue, Limosin, Simental, Brahman, hingga FH dan Brangus. Berat sapi di peternakan ini bervariasi, dari 350 kilogram hingga lebih dari satu ton.
Menurut Nuryani, pihaknya siap memfasilitasi masuknya investor untuk memperkuat produksi sapi perah maupun sapi pedaging di Indonesia.
“Kami mendorong agar peternakan seperti Sumiland dapat bermitra dengan investor. Kementan akan memastikan proses administrasi berjalan lancar, termasuk dukungan impor sapi yang ditargetkan masuk ke Indonesia mulai September mendatang,” ujarnya.
Ia menegaskan, kehadiran investor di subsektor peternakan bukan untuk menggantikan peran peternak, melainkan membuka ruang kerja sama yang saling menguntungkan.
“Peternak akan mendapatkan akses sapi perah maupun sapi pedaging berkualitas, sementara investor memperoleh mitra yang berpengalaman di lapangan. Ini kesempatan emas untuk mempercepat kemandirian pangan nasional,” tambah Nuryani.
Pemilik Sumiland Ayudana, H. Udi Suharso, menyambut baik langkah tersebut.
“Kami optimis kehadiran investasi akan mendorong pengembangan peternakan sapi di wilayah kami. Dengan dukungan Kementan, Sumiland siap berkolaborasi dan memperluas kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan susu dan daging nasional,” katanya.
Langkah ini mempertegas komitmen Kementan dalam membangun ekosistem peternakan modern berbasis kemitraan. Sumiland diharapkan menjadi model investasi yang bisa direplikasi di berbagai daerah untuk mendorong lonjakan produksi susu dan daging nasional.