Kementan All Out Jaga Jagung, Peternak Unggas Jadi Prioritas

Jakarta - Pemerintah bergerak cepat menstabilkan harga jagung untuk pakan ternak. Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Bulog, pemerintah daerah, hingga Satgas Pangan sudah duduk bersama untuk memastikan pasokan aman dan peternak terlindungi. Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tahun 2025 merupakan salah satu langkah yang secepatnya dilakukan sebagai bentuk intervensi pemerintah dalam pengendalian harga jagung di tingkat peternak.
 
Direktur Pakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Tri Melasari, menegaskan jagung adalah kunci utama dalam pakan unggas sehingga harganya sangat menentukan biaya produksi daging ayam dan telur.
 
“Harga jagung di beberapa sentra pabrik pakan dan produksi jagung sempat naik hampir 27 persen dalam satu bulan terakhir. Tapi seminggu terakhir sudah mulai stabil,” jelas Tri usai rapat koordinasi di Surabaya, 27–28 Agustus 2025.
 
Kementan, kata dia, sudah menyiapkan langkah antisipatif. Mulai dari imbauan agar industri pakan tidak menaikkan harga, pendataan peternak penerima cadangan jagung pemerintah, mempertemukan kelompok tani dengan koperasi peternak, hingga kerja sama erat dengan Satgas Pangan POLRI.
 
Dari sisi produksi, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan memastikan produksi jagung nasional mencukupi. Mengacu pada KSA BPS, luas panen jagung Juli–September 2025 mencapai 610 ribu hektar dengan produksi lebih dari 3,6 juta ton. Jawa Timur sendiri menyumbang hampir seperempatnya.
Bapanas pun sudah menyiapkan cadangan jagung pemerintah (CJP) melalui Bulog.
 
“Harga Rp 5.500/kg yang diusulkan asosiasi peternak akan dibahas di rakortas dalam waktu dekat,” kata Maino Dwi Hartono, Direktur Stabilisasi Harga dan Pasokan Pangan Bapanas.
 
Sementara itu, Satgas Pangan Polda Jawa Timur menegaskan komitmennya mengawal distribusi di lapangan. Mereka akan menindak tegas jika ada penimbunan atau penyalahgunaan program.
 
Peternak layer di Jawa Timur menyambut baik langkah cepat ini. Harga jagung, kata mereka, sudah mulai turun di beberapa lokasi ada yang sudah menerima diharga hingga Rp 6.200/kg seiring panen di daerah.
 
Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menekankan koordinasi intensif terus berjalan dengan pemerintah daerah, asosiasi, hingga pelaku usaha. Menurutnya, kunci penyelesaian persoalan ini adalah kebersamaan seluruh pihak.
 
“Sepanjang kita semua kompak dan berkomitmen, tentu kita bisa menyelesaikan masalah ini. Swasembada pangan menjadi perhatian bagi Bapak Presiden dan Bapak Menteri Pertanian, tentu harus kita dukung bersama. Mohon kerjasama dari semua, baik petani, pengepul, pedagang jagung, feedmill, maupun peternak layer,” tegasnya Selasa lalu (26/8/2025).