Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang, silahkan tanyakan sesuatu
Logo

Jangan Kendor Kementan Perketat Vaksinasi Biosekuriti Lawan PMK-LSD

23/08/2025 09:46:00 Hasrul 191
Malang – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD) menunjukkan tren menurun di Jawa Timur. Meski begitu, Kementerian Pertanian (Kementan) mengingatkan agar semua pihak tidak lengah. Vaksinasi dan biosekuriti harus terus digencarkan, agar kerugian besar yang pernah dialami peternak tidak kembali terulang.
 
Hal ini disampaikan Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma (BBVF Pusvetma) Kementan, dalam pertemuan bersama peternak, dokter hewan, koperasi, industri pengolahan susu, asosiasi, dan pemerintah di Malang, Rabu (21/8). Kegiatan ini juga melibatkan Ausvet lewat Proyek MLA (Meat & Livestock Australia) - Indonesia Biosecurity Support.
 
Kepala BBVF Pusvetma, Edy Budi Susila, mengungkapkan kasus PMK dan LSD kini menunjukkan tren penurunan.
 
“Penurunan kasus ini membuktikan vaksinasi yang konsisten dan penerapan biosekuriti yang disiplin adalah kunci mencegah penyebaran penyakit menular,” ujarnya. Ia mengingatkan, jika kewaspadaan longgar, penyakit dapat dengan cepat muncul kembali.
 
Ketua Koperasi Usaha Tani Ternak (KUTT) Suka Makmur Grati, Evi Zainal Abidin, mewakili GKSI menceritakan pengalaman menghadapi masa sulit saat wabah PMK tahun 2022.
 
“Waktu itu banyak peternak kehilangan sapi perahnya. Dari pengalaman pahit tersebut, kami belajar bahwa biosekuriti dan vaksinasi tidak bisa ditawar lagi,” tuturnya.
 
Pakar epidemiologi veteriner asal Australia sekaligus konsultan Ausvet, Nina Matsumoto, menekankan pentingnya pendekatan berkelanjutan.
 
“Biosekuriti yang efektif tidak hanya melindungi ternak dari penyakit, tetapi juga mendukung keberlanjutan industri peternakan dalam jangka panjang,” jelasnya.
Selain itu, berbagai pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa strategi pencegahan harus dijalankan secara disiplin sejak dari kandang hingga rantai distribusi. Peternak perlu memastikan kebersihan lingkungan, pembatasan lalu lintas hewan, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kesehatan hewan.
 
Pesan penting yang mengemuka adalah bahwa vaksinasi dan biosekuriti harus dijalankan secara konsisten serta melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Langkah ini akan menciptakan perlindungan yang lebih kuat terhadap penyakit menular dan memperkecil risiko kerugian ekonomi akibat wabah.
 
Melalui sinergi lintas sektor, BBVF Pusvetma bersama mitra berharap ketahanan peternakan sapi perah dapat diperkuat, produktivitas ditingkatkan, serta cita-cita Indonesia bebas PMK dan LSD semakin cepat terwujud.
Facebook Instagram Youtube X TikTok