Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang, silahkan tanyakan sesuatu
Logo

Jaga Stabilitas Harga Telur, Kementan Kuatkan Koordinasi Bersama Asosiasi Peternak Ayam Petelur

18/10/2025 11:41:00 Hasrul 940

Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan), peternak, dan asosiasi gerak cepat berkoordinasi untuk menstabilkan harga telur ayam ras nasional yang belakangan ini cenderung meningkat, Kamis (16/10).

Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan Kementan, Makmun, mengungkapkan pemerintah bersama dengan pelaku industri dan asosiasi segera mengambil tindakan untuk menstabilkan harga telur konsumsi. 

"Diperlukan tindakan bersama untuk mencegah lonjakan harga. Tindakan ini bertujuan untuk melindungi daya beli masyarakat tanpa merugikan peternak," ujarnya.

Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional (PPN), Yudianto Yosgiarso, berharap masyarakat bisa memahami dan mencermati mekanisme peternakan petelur. “Kenaikkan harga telur tidak akan terjadi secara mendadak dan tanpa sebab, tetapi sangat kuat ditentukan oleh kondisi supply-demand. Namun, Kenaikan harga telur saat ini masih di Harga Acuan Pemerintah (HAP) yaitu Rp.26.000/kg ditingkat peternak dan kurang dari Rp.30.000/kg ditingkat konsumen, "ujarnya.

Yudianto mengatakan harga pakan sangat mempengaruhi, sehingga ia berharap pemerintah untuk mempercepat realisasi jagung Stabililisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) agar harga jagung dapat terkendali dan para peternak mampu menahan laju kenaikan harga telur. Diketahui sekitar 50% pakan ayam petelur berasal dari jagung, yang masih bisa disuplai dari dalam negeri, namun, harga jagung mengalami kenaikan. Karena itu, para peternak mencari alternatif bahan pakan untuk menjaga kestabilan biaya produksi, salah satunya dengan gandum. Tetapi, ketersediaan gandum juga terbatas untuk didapatkan, karena bergantung pada impor.

Sementara itu, Ketua Pinsar Petelur Nasional (PPN) Lampung, Jenny Soelistiani, juga memiliki pendapat yang sama, bahwa kenaikan harga telur ayam saat ini memang tidak dapat terhindarkan. Kenaikan harga telur tersebut menurutnya disebabkan beberapa faktor di antaranya karena kenaikan harga pakan ternak yang mengalami kenaikan signifikan, dan beberapa bahan baku pakan ternak yang hingga saat ini masih impor. Ia berharap pemerintah bisa menstabilkan harga jagung. 

"Meski demikian, kenaikan harga telur masih sangat wajar karena masih di Harga Acuan Pemerintah (HAP) yaitu Rp.26.000/kg ditingkat peternak dan kurang dari Rp.30.000/kg ditingkat konsumen," ungkapnya mengamini pernyataan Yudianto. 

Terkait Program Makan Bergizi Gratis (MBG) disebut penyebab harga telur naik dibantah oleh peternak. Mereka mengatakan ketersedian telur untuk konsumsi masyarakat dan Makan Bergizi Gratis cukup aman dan dapat dipenuhi. Dengan demikian tidak ada kekurangan pasokan karena adanya permintaan dari Makan Bergizi Gratis.

Adapun hasil koordinasi tersebut, disepakati serangkaian langkah strategis guna menstabilkan harga. Di antaranya para pelaku usaha akan menjual telur sesuai harga acuan pembelian (HAP) untuk telur ayam di tingkat konsumen yakni Rp 26.500 per kilogram agar masyarakat mendapatkan telur dengan harga terjangkau.

"Kita sepakati bersama penjualan harga telur di tingkat konsumen yakni Rp 26.500 per kilogram, jangan sampai ada di atas harga tersebut," ujar Makmun.

Pemerintah berupaya untuk memberikan perlindungan yang adil bagi pelaku usaha dan konsumen. Kolaborasi antarpihak ini diharapkan dapat menstabilkan harga telur, sehingga dapat menjaga keseimbangan antara ketersediaan dan permintaan, melindungi peternak serta memastikan konsumen mendapatkan harga yang wajar dan pasokan yang stabil.

Facebook Instagram Youtube X TikTok