Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang, silahkan tanyakan sesuatu
Logo

Gubernur NTB Dukung Pemerintah Wujudkan Swasembada Protein

07/12/2025 08:22:00 Hasrul 91

Mataram — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan kesiapan mendukung program hilirisasi ayam terintegrasi yang tengah disiapkan pemerintah. Program ini menargetkan swasembada protein di daerah melalui penguatan ekosistem peternakan dari hulu hingga hilir. NTB diprioritaskan pada tahap pertama pelaksanaan karena potensi bahan baku dan sumber daya yang dimilikinya. 

Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal, menegaskan bahwa daerahnya memiliki peluang besar untuk memperkuat ekosistem peternakan berkelanjutan. “Jagungnya kami punya semua. Model bisnisnya perlu kita pikirkan,” ujar Iqbal saat ditemui di Lombok Tengah, Sabtu (6/12/2025). 

Ia menekankan bahwa pengembangan peternakan harus tetap memberikan perlindungan bagi peternak kecil. Kehadiran pemerintah, katanya, bertujuan memberi ruang bagi peternak rakyat untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan kesejahteraan.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menjelaskan bahwa investasi yang tengah disiapkan pemerintah mencakup pembibitan ternak, penyediaan pakan, pengolahan, hingga distribusi. “Pemerintah ingin setiap wilayah swasembada protein, telur dan daging,” kata Agung. Ia menambahkan bahwa investasi berskala besar diperlukan untuk memastikan captive market bagi peternak rakyat melalui pola kemitraan yang lebih pasti.

Agung juga menekankan perlunya BUMN dan BUMD daerah memperkuat ekosistem peternakan, sementara kegiatan budidaya tetap dijalankan oleh peternak rakyat. 

Setelah pertemuan tersebut, Agung bersama Direktur Hilirisasi Produk Peternakan, Kementan, Makmun, dan Plt Kepala Dinas Peternakan NTB Ahmad Masyhuri menyempatkan meninjau usaha peternakan sapi di Kelompok Tani Ternak (KTT) Kilometer 9 di Lombok Tengah. Mereka meninjau kandang peternak rakyat yang selama ini memasok sapi ke berbagai daerah.

“Peternak NTB harus merasakan manfaat ekonomi dari usaha peternakan sapi baik untuk penyediaan daging maupun kebutuhan kurban,” ujar Agung.

Ketua KTT Kilometer 9, Ahmad Samsir, mengatakan kelompoknya melakukan penggemukan sapi eksotik (simmental dan limousin) selama tiga bulan dengan peningkatan bobot 40–45 kilogram per ekor setiap bulan. Vaksinasi diberikan secara lengkap untuk mencegah penyakit, sedangkan bahan pakan didatangkan dari Jawa dan pakan diracik sendiri oleh peternak dengan kadar protein 14 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), NTB memiliki populasi sapi sebanyak 1.623.772 ekor pada tahun 2024. Kontribusi subsektor peternakan terhadap perekonomian NTB tercatat mencapai Rp6,8 triliun. (*)

Facebook Instagram Youtube X TikTok